Aktivitas Eksplorasi PT. STM Masih Menjadi Tanda Tanya Publik

 

Dompu, mediaruangpublik.com — Seorang Akademisi, Dr. Syarifuddin, asal Desa Daha, Kabupaten Dompu, mengungkapkan sejumlah kejanggalan PT. STM yang selama ini luput dari perhatian publik.

Salah satu kejanggalannya berupa sejumlah titik-titik pengeboran dan keberadaan kolam yang muncul di tengah hutan milik PT. STM yang baru diketahui setelah aktivis dan media melakukan penelusuran mandiri dan ini masih menjadi tanda tanya publik.

Pada hal, pihak STM seharusnya memberikan sosialisasi dan menginformasikan kepublik terkait dengan keberadaan 3 kolam lumpur yang diduga dicurigau mengandung bahan kimia tersebut.

“Hingga detik ini tidak ada keterbukaan informasi terhadap titik-titik eksplorasi itu. Kolam besar yang muncul di tengah hutan pun baru diketahui publik karena diungkap oleh media menggunakan Google Maps,” ujar Dr. Syarifuddin saat dikonfirmasi sejumlah wartawan via Telepon seluler pada Sabtu, (5/4/2025) pekan lalu.

Syarifuddin juga menegaskan, bahwa temuan tersebut bukan berasal dari perusahaan maupun pemerintah, melainkan dari inisiatif warga sipil.

“Jika saja tidak ada media yang melakukan pengecekan dengan Google Map, itu tidak ada publik yang mengetahui terkait dengan kolam yang ada dan sebagainya itu,” lanjutnya.

Selain itu, ia menyoroti pola komunikasi perusahaan yang dinilai reaktif dan tidak terbuka sejak awal.

“Mereka baru akan melakukan klarifikasi, membuka informasi itu setelah ditemukan persoalannya atau setelah ada kecurigaan dari masyarakat,” tegas Syarifuddin.

Pernyataan ini memperkuat kesan publik bahwa STM hanya akan bersuara ketika tekanan dari masyarakat meningkat, bukan atas dasar prinsip transparansi sejak awal.

Menanggapi hal tersebut, PT STM menyampaikan bahwa transparansi informasi tetap menjadi komitmen perusahaan.

“Transparansi PT STM kami lakukan dengan memuat semua informasi valid melalui platform website dan social media resmi PT STM, kami juga memberikan update secara berkala ke Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan semua Instansi terkait, termasuk memberikan update urgensi yang situasional,” tulis PT. STM dalam keterangan resmi yang diterima redaksi pada Senin pagi (8/4) kemarin.

Meski demikian, sejumlah warga dan tokoh lokal menilai bahwa kanal informasi tersebut belum sepenuhnya menjawab kebutuhan publik yang lebih luas. Masih banyak informasi lapangan yang hanya diketahui setelah ditelusuri secara mandiri oleh masyarakat atau aktivis.

Kritik serupa juga datang dari Wakil Ketua DPRD Dompu, Kurnia Ramadhan. Ia menilai PT STM tidak transparan sejak awal.

“Jangan tunggu masyarakat curiga, baru ada klarifikasi. Seharusnya perusahaan terbuka sejak awal tentang semua aktivitasnya,” kritik Kurnia Ramadhan .

Hingga kini, polemik soal PT. STM terus bergulir dan memunculkan berbagai spekulasi. Masyarakat Dompu berharap perusahaan bersikap terbuka dan menunjukkan komitmen terhadap keterbukaan informasi serta perlindungan lingkungan. [*/ RP. 01]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.